PT Central Coolindo Lestari

Solusi HVAC Terbaik untuk Keamanan dan Kenyamanan di Ruang Operasi

Ruang Operasi adalah area kritis dalam pelayanan kesehatan, di mana suhu dan kelembaban memegang peran penting dalam keberhasilan operasi. Pengendalian suhu dan kelembaban yang tepat sangat krusial untuk mencegah pertumbuhan bakteri serta menjaga keamanan pasien dan lingkungan operasi. Oleh karena itu, pemantauan suhu dan kelembaban yang konsisten diperlukan untuk memastikan kenyamanan serta mencegah risiko penularan. Persyaratan untuk suhu dan kelembaban ruang operasi ini diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, dengan rentang suhu yang ditetapkan antara 19 hingga 24°C, dan kelembaban ideal berkisar antara 45 hingga 60%.

Standar Operasional Ruang Operasi

Ruang operasi, juga dikenal sebagai pusat bedah, adalah unit penting dalam rumah sakit di mana prosedur bedah dilakukan. Kamar operasi harus mempertahankan lingkungan steril, dengan semua personil mengenakan pakaian pelindung seperti scrub, penutup sepatu, masker, topi, pelindung mata, dan lainnya untuk mencegah penyebaran kuman. Selain itu, ruang operasi dilengkapi dengan lampu yang terang dan suhu yang dijaga tetap dingin, dengan sistem AC yang berfungsi untuk membantu mencegah infeksi.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, berikut adalah persyaratan standar untuk ruang operasi:

  1. Indeks angka kuman maksimum adalah 10 CFU/m.
  2. Pencahayaan harus mencapai rentang 300 – 500 lux.
  3. Suhu harus berada dalam kisaran 19 – 24˚ C.
  4. Kelembaban harus berkisar antara 45 – 60%.
  5. Tekanan udara harus bersifat positif.
  6. Kebisingan dalam ruang operasi tidak boleh melebihi 45 dBA.

Monitoring Suhu dan Kelembaban

Meskipun sebagian besar pasien pada dasarnya dapat beradaptasi dengan kondisi sekitar yang kurang menguntungkan, hal ini tidak berlaku untuk pasien yang sedang sakit atau yang telah menjalani operasi serius. Menjaga suhu dan kelembaban yang sesuai di ruang operasi sangat penting untuk meningkatkan kontrol infeksi dan kenyamanan pasien. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, persyaratan suhu Ruang Operasi adalah 19 – 24˚ C dan kelembaban sekitar 45 – 60%. Oleh karena itu, penggunaan pendingin udara atau AC di ruangan operasi atau isolasi diwajibkan, dengan perhitungan suhu dan kelembaban yang mempertimbangkan luas ruangan.

Tujuan dari monitoring suhu dan kelembaban adalah sebagai berikut:

Meningkatkan Keberhasilan Operasi

Hasil operasi baik jangka pendek maupun jangka panjang cenderung lebih positif ketika pertumbuhan mikroba terhambat dan risiko infeksi dapat diminimalkan. Ruangan operasi harus dijaga pada suhu optimal antara 68 hingga 73 derajat Fahrenheit.

Memberikan Kenyamanan untuk Semua

Meningkatkan kenyamanan bagi staf bedah dan pasien sangat penting untuk keberhasilan operasi. Staf bedah dan tim medis sering memilih lingkungan yang lebih dingin karena mereka mengenakan pakaian pelindung yang dapat membuat mereka merasa hangat. Di sisi lain, pasien yang merasa nyaman akan pulih lebih cepat. Selain itu, rumah sakit seringkali berhadapan dengan situasi tinggi stres, sehingga menciptakan lingkungan yang nyaman dapat membantu mengurangi tekanan bagi semua pihak.

Pengendalian Suhu

Pengendalian suhu di dalam ruang operasi melibatkan sistem pemanasan dan pendinginan untuk menjaga suhu sesuai dengan setpoint yang ditetapkan. Banyak dokter lebih memilih suhu yang rendah dalam ruang operasi, terutama karena selama prosedur bedah mereka harus mengenakan tiga lapis pakaian pelindung untuk melindungi diri dari kontaminasi darah. Suhu dingin di ruang operasi lebih nyaman bagi dokter dan pasien.

Pada operasi dewasa, suhu ruang operasi biasanya dipertahankan antara 68˚ F hingga 71˚ F (sekitar 20˚ C – 21˚ C). Namun, suhu yang sedikit di bawah 68˚ F (sekitar 20˚ C) biasanya tidak menimbulkan kerugian atau ketidaknyamanan bagi sebagian besar pasien. Dengan demikian, preferensi ahli bedah terhadap suhu dingin dapat diperbolehkan demi kenyamanan dalam prosedur bedah yang panjang atau untuk keuntungan pasien sesuai prosedur.

Pada anak-anak, mereka lebih rentan terhadap perubahan suhu karena sistem termoregulasi mereka belum matang. Anak-anak lebih rentan terhadap hilangnya suhu tubuh dibandingkan dengan orang dewasa karena rasio permukaan kulit yang lebih tinggi dan kurangnya perlindungan tubuh terhadap panas. Penting untuk menghindari hipotermia karena dapat memengaruhi obat, anestesi, dan koagulasi darah. Hipotermia di ruang operasi dapat dicegah dengan mematikan pendingin udara, menghangatkan ruangan (untuk suhu di atas 28˚C saat melakukan prosedur bedah pada bayi dan anak), dan memberikan selimut untuk melindungi tubuh pasien.

Suhu ruang operasi bersalin saat operasi caesar cenderung dingin untuk mengurangi risiko infeksi. Suhu ruangan harus dijaga agar tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Jika terlalu dingin, bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya dengan cepat dan berisiko mengalami hipotermia. Di sisi lain, jika terlalu panas, bayi dapat mengalami hipertermia. Bayi belum memiliki kemampuan mengatur suhu tubuh seperti orang dewasa, terutama bayi prematur. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan suhu ruang bersalin yang ideal adalah antara 25 hingga 28 derajat Celsius. Ini tidak hanya mengurangi risiko hipotermia pada bayi baru lahir, tetapi juga memberikan kenyamanan bagi ibu yang melahirkan.

Kelembaban Udara

Kelembaban udara dikontrol untuk menghambat pertumbuhan sel dan penyebaran spora jamur dan bakteri melalui udara dalam ruangan. Pengendalian kelembaban melibatkan dua teknik: humidifikasi dan dehumidifikasi untuk menjaga tingkat kelembaban dalam batas minimum dan maksimum yang ditentukan.

Jika prosedur bedah memerlukan tingkat kelembaban yang lebih tinggi (biasanya dengan tingkat RH di bawah 40%), penggunaan sistem dehumidifier desiccant diperlukan. Menurunkan kelembaban di bawah 50% akan menjadi sulit dengan menggunakan sistem pendinginan standar. Desain sistem pengaturan udara dalam ruang operasi, termasuk sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), dapat mempengaruhi frekuensi infeksi di ruang bedah. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pemantauan suhu dan kelembaban sangat diperlukan, dan rumah sakit harus menyediakan peralatan pemantauan yang berkelanjutan.

Segera hubungi PT Central Coolindo Lestari untuk mendapatkan solusi terbaik dalam menjaga suhu dan kelembaban optimal di ruang operasi Anda. Dengan sistem HVAC berkualitas tinggi, Anda dapat memastikan keamanan pasien dan kenyamanan staf medis, serta memenuhi semua persyaratan keamanan kesehatan yang diperlukan. Jangan ragu untuk menghubungi kami sekarang dan jadikan ruang operasi Anda lebih baik.

Sumber Referensi :
https://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk12042004.pdf
https://kumparan.com/kumparanmom/kenapa-ruang-bersalin-biasanya-sangat-dingin-1r8jvO7lj9h/full
https://www.saka.co.id/news-detail/monitoring-suhu-dan-kelembaban-ruang-operasi-rumah-sakit
https://dokumen.tips/documents/pengaturan-suhu-kamar-operasi-referat.html
https://www.surgeryencyclopedia.com/La-Pa/Operating-Room.html

Bagikan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp